Belajar Dari Domino

Ketika nongkrong di kedai kopi mahasiswa di daerah Yogyakarta, mata pasti tidak akan luput dari pemandangan biasa di salah satu sudut kedai, empat orang saling berhadapan, biasanya lebih, ditambah supporter atau pengamat. Yah, disitulah orang bermain Domino. Jika dinilai sekilas, permainan itu adalah judi. tapi tidak, pola permainan domino yang satu ini ada aturan yang berbeda, dimana untuk yang kalah dihukum  dodok (duduk dengan lutut diangkat). 

 

Tapi, meskipun begitu, munkin ada saja anggapan negatif orang tentang permainan itu, jika tidak taruhan sekarang, munkin akan menjadi didikan dimasa tua sebagai profesi. Hemat penulis, hal itu tergantung individu masing-masing dalam menilai. Namun jika ditanya, para pemain kebanyakan akan menjawab, sekadar sebagai hiburan, dan sebagai upaya melatih kepekaan, dan strategi gerakan.

Secara spesifik, menariknya dari permainan tersebut adalah, pertama, konsistensi dan sportifitas dari forum yang ada di lingkaran itu, pemain sama-sama memegang teguh kesadaran, bahwa jika yang kalah tetap dodok apapun yang terjadi, selama dan secapek apapun, selama belum memenangkan permainan, maka tetap tidak boleh duduk santai seperti yang lain. Kedua, profesionalitas. permainan adalah permainan, di dalam forum permainan tersebut selain sportifitas, kesetia kawanan juga tetap dipegang kuat, hal ini dibuktikan dari cara mereka menikmati kopi, secangkir kopi untuk bersama, begitupun setelah permainan usai, maka pertemanan akan berjalan seperti sedia kala, tanpa adanya dendam atau dongkol. Ketiga, kedewasaan, setiap individu di dalam permainan tersebut sama-sama sadar bagaimana harus bersikap dalam permainan tersebut, bahwa ketika telah masuk dalam lingkaran forum domino tersebut, kita harus siap atas segala konsekuensinya, tanpa ada marah, dongkol, atau apapun yang menimbulkan perseteruan.

Posisi supporter atau pengamat permainan yang termasuk dalam lingkaran tersebut tugasnya adalah sebagai pendukung salah satu dari keempat pemain tersebut, terkadang sekaligus merangkap pengamat, dibarengi timpalan-timpalan yang cenderung membunuh karakter setiap pemain serta celetukan-celetukan profokatif. Disitu mental dan emosi setiap pemain akan di uji.

Belajar Dari Forum Domino 

Permainan domino merupakan representasi kecil dalam kompetisi praktik perpolitikan Negara,. Sebagai insan politik kiranya perlu membawa nilai-nilai dalam permainan domino tersebut, sportifitas, profesionalitas dan kedewasaan. 

Memang, Di dalam politik pantang membicarakan baik dan buruk, benar atau salah, yang ada hanya I’tikad, di dalam I’tikad pergolakan terjadi antara benar dan salah, benar dan salahpun tidak ada criteria yang otentik, tergantung siapa dan dimana kita melihat. 

Bagaimanapun, permainan domino ataupun percaturan politik serta semua dinamika yang terjadi di dalamnya adalah sebuah keniscayaan, sepakat atau tidak, kita hanya bisa menerima. Yang perlu diupayakan hanya menambal sulam segala kekurangan, dan mengaktulaisasikan kelebihan sesuai dengan konteks yang ada. Tidak bisa dipungkiri, layaknya ideology seorang seniman, bahwa menjadi seniman harus menyadari diri sebagai manusia, sehingga nilai etika dan estetika dalam keseniannya akan terwujud. Kiranya praktisi politik juga sama halnya dengan itu, sehingga nilai-nilai  di atas. Apapun ideologi dan partai yang kita dukung, kita tidak boleh melupakan I’tikad baik kita secara pribadi, Jika masih ingin dikatakan punya moral. 

Imron Haqiqi

Tweet

Subscribe to receive free email updates: