Suku Cirebon? Suku Sunda? Atau Jawa?
Suku Cirebon,? Suku Sunda? Atau Jawa?
Kabupaten Cirebon adalah salah satu bagian dari Provinsi Jawa Barat, kabupaten yang berada di Posisi paling Timur ini menjadi batas wilayah Jawa Barat dengan Jawa Tengah. Cirebon ini pada awalnya bernama Caruban atau Carbon dan kemudian berubah menjadi Cirebon.
Sejarah Singkat Cirebon
Sebelum mengenal Suku Cirebon tidak ada salahnya jika saya menjelaskan sejarah singkatnya terlebih dulu J. Menurut cerita turun temurun dari yang saya dapat dari Para sesepuh Cirebon, bahwa dahulu ada seorang Putra dan Putri dari Prabu Siliwangi hasil perkawinannya dengan Nyai Subang Larang, mereka adalah Raden Walangsungsang atau yang lebih dikenal juga dengan Raden Kian santang, dan adiknya yakni Nyai Rara Santang yang kelak akan melahirkan seorang Putra bernama Syarif Hidayatullah yang bergelar Sunan Gunung jati.
Kala itu, setelah mereka di tinggal wafat oleh Ibundanya, mereka pergi meninggalkan keraton dan menumpang hidup dirumah seorang pendeta yang bernama Ki gedeng Alang-alang yang kemudian dikenal sebagai Mbah Kuwu Cerbon karena beliau dianggap sebagai orang yang pertama menempati daerah cerbon, sebelum akhirnya di gantikan muridnya yakni Raden Kian Santang.
Ki Gedeng Alang-alang memerintahkan kepada Raden walangsungsang beserta adiknya untuk membuka daerah di daerah pesisir utara yang bernama Tegal Alang-alang, daerah tersebut kemudian terus berkembang pesat dan mulai di datangi oleh banyak orang, mulai dari orang Arab, cina, sunda dan Jawa. Dan karena itulah Cirebon mendapat julukan Caruban Nagari yang berarti Negeri Campuran. Percampuran itulah yang menjadi awal mulanya Bahasa Cirebon. Setelah negeri cerbon berkembang ki gedeng Alang-alang menganjurkan Raden Kian Santang beserta adiknya untuk pergi ke Tanah Suci Makkah, kemudian berangkatlah mereka berdua.
Di sana Nyai Rara Santang ternyata menemukan jodohnya, suaminya bergelar sebagai Syarif Abdullah. Setelah adiknya menikah Raden Kian Santang pulang kembali ke jawa dan mendirikan sebuah bangunan yang kelak di Jadikan sebagai Keraton Pakungwati (sekarang letaknya berada di depan Masjid agung sang Cipta Rasa Cirebon) .
Pengakuan Suku Cirebon
Seiring berjalannya waktu, mulai terjadi perdebatan panjang tentang bahasa serta tentang pengakuan Suku tersendiri oleh pemerintah kepada masyarakat Cirebon. Hal ini di Karenakan Bahasa yang di gunakan oleh Masyarakat Cirebon, adalah dua Bahasa yakni Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa namun dialek yang mereka gunakan terdengar berbeda dengan dialeknya suku sunda dan Jawa pada umunya, oleh karena itu muncullah pertanyaan apakah Cirebon termasuk ke dalam Suku Sunda? Atau Suku Jawa? Atau justru menjadi Suku tersendiri ? Akhirnya pada tahun 2010 masyarakat Cirebon di nyatakan sebagai Suku Cirebon bukan sebagai Suku Sunda ataupun Suku Jawa tetapi “Suku Cirebon”. dan Bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Mandiri, bahasanya Suku Cirebon. Bahasa serapan dari empat bahasa yakni Bahasa Cina, Jawa, Sunda dan Arab.
Namun terlepas dari perdebatan tersebut, Sebenarnya, jika dilihat dari sisi sejarah Cirebon justru lebih dekat dengan Suku Sunda, hal ini dikarenakan pendiri Cirebon yakni Raden Walangsungsang atau Kian Santang , beliau merupakan keturunan langsung dari keraton Padjajaran yang merupakan Kerajaan paling Berjaya di Tatar Sunda. Hanya saja Cirebon memilih jalan sendiri untuk mencari eksistensinya.
Kabupaten Cirebon adalah salah satu bagian dari Provinsi Jawa Barat, kabupaten yang berada di Posisi paling Timur ini menjadi batas wilayah Jawa Barat dengan Jawa Tengah. Cirebon ini pada awalnya bernama Caruban atau Carbon dan kemudian berubah menjadi Cirebon.
Sejarah Singkat Cirebon
Sebelum mengenal Suku Cirebon tidak ada salahnya jika saya menjelaskan sejarah singkatnya terlebih dulu J. Menurut cerita turun temurun dari yang saya dapat dari Para sesepuh Cirebon, bahwa dahulu ada seorang Putra dan Putri dari Prabu Siliwangi hasil perkawinannya dengan Nyai Subang Larang, mereka adalah Raden Walangsungsang atau yang lebih dikenal juga dengan Raden Kian santang, dan adiknya yakni Nyai Rara Santang yang kelak akan melahirkan seorang Putra bernama Syarif Hidayatullah yang bergelar Sunan Gunung jati.
Kala itu, setelah mereka di tinggal wafat oleh Ibundanya, mereka pergi meninggalkan keraton dan menumpang hidup dirumah seorang pendeta yang bernama Ki gedeng Alang-alang yang kemudian dikenal sebagai Mbah Kuwu Cerbon karena beliau dianggap sebagai orang yang pertama menempati daerah cerbon, sebelum akhirnya di gantikan muridnya yakni Raden Kian Santang.
Ki Gedeng Alang-alang memerintahkan kepada Raden walangsungsang beserta adiknya untuk membuka daerah di daerah pesisir utara yang bernama Tegal Alang-alang, daerah tersebut kemudian terus berkembang pesat dan mulai di datangi oleh banyak orang, mulai dari orang Arab, cina, sunda dan Jawa. Dan karena itulah Cirebon mendapat julukan Caruban Nagari yang berarti Negeri Campuran. Percampuran itulah yang menjadi awal mulanya Bahasa Cirebon. Setelah negeri cerbon berkembang ki gedeng Alang-alang menganjurkan Raden Kian Santang beserta adiknya untuk pergi ke Tanah Suci Makkah, kemudian berangkatlah mereka berdua.
Di sana Nyai Rara Santang ternyata menemukan jodohnya, suaminya bergelar sebagai Syarif Abdullah. Setelah adiknya menikah Raden Kian Santang pulang kembali ke jawa dan mendirikan sebuah bangunan yang kelak di Jadikan sebagai Keraton Pakungwati (sekarang letaknya berada di depan Masjid agung sang Cipta Rasa Cirebon) .
Pengakuan Suku Cirebon
Seiring berjalannya waktu, mulai terjadi perdebatan panjang tentang bahasa serta tentang pengakuan Suku tersendiri oleh pemerintah kepada masyarakat Cirebon. Hal ini di Karenakan Bahasa yang di gunakan oleh Masyarakat Cirebon, adalah dua Bahasa yakni Bahasa Sunda dan Bahasa Jawa namun dialek yang mereka gunakan terdengar berbeda dengan dialeknya suku sunda dan Jawa pada umunya, oleh karena itu muncullah pertanyaan apakah Cirebon termasuk ke dalam Suku Sunda? Atau Suku Jawa? Atau justru menjadi Suku tersendiri ? Akhirnya pada tahun 2010 masyarakat Cirebon di nyatakan sebagai Suku Cirebon bukan sebagai Suku Sunda ataupun Suku Jawa tetapi “Suku Cirebon”. dan Bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Mandiri, bahasanya Suku Cirebon. Bahasa serapan dari empat bahasa yakni Bahasa Cina, Jawa, Sunda dan Arab.
Namun terlepas dari perdebatan tersebut, Sebenarnya, jika dilihat dari sisi sejarah Cirebon justru lebih dekat dengan Suku Sunda, hal ini dikarenakan pendiri Cirebon yakni Raden Walangsungsang atau Kian Santang , beliau merupakan keturunan langsung dari keraton Padjajaran yang merupakan Kerajaan paling Berjaya di Tatar Sunda. Hanya saja Cirebon memilih jalan sendiri untuk mencari eksistensinya.
Mantep infonya .soalnya iatri saya keturunan cirebon. Mau tanya wong jowo atau nebg sunda.
ReplyDelete