Warung Kopi Berbicara Pendidikan Post Moderenisme



Warung Kopi Berbicara Pendidikan Post MederenismeHai sahabat,,,selamat berjumpa lagi, semoga tidak jenuh ya dengan artikel yang mungkin kurang berkenan untuk di baca,,hhhh. Barusan nie sahabat, saya diskusi ma sahabat saya yang kuliah di UIN sunan Kalijaga Yogyakarta, kebetulan dia jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial, yaa biasa diwarung kopi lokasinya.

Sekitar pukul 21:00 tadi, kita ngobrolin bukunya Bambang Sugiarto yang judulnya Post Modernisme, yaa saya shi belum baca sahabat, tapi mendengar apa yang diobrolin sahabat saya, kok ada rasa ketertarikan tadi untuk mencari buku tersebut.

Tadi sahabat saya bilang dalam buku tersebut, mengulas mengenai kritik terhadap realitas sosial yang hari ini dianggap gagal akibat dari kemajuan teknologi dan konstruk pemikiran yang serba modern sehingga menciptakan tatanan sosial yang acuh tak acuh terhadap kesadaran sosialnya.

Menurutnya, sekarang zaman dimana kita menepatkan segala sesuatu dengan serba instan yang tanpa kita sadari sudah menghilangkan Budaya Indonesia itu sendiri.

Misalnya, dalam budaya Unggah-Ungguh atau lebih kita kenal dengan adab bersosial pada masyarakat, dulu ketika seorang anak mempunyai keinginan kepada orang tuanya maka ia akan datang langsung menghadap orang tuanya dengan menyampaikan keinginannya, tapi sekarang ketika zaman teknologi sudah canggih, budaya itu hilang, seorang anak hanya menyampaikan keinginan lewat sms aja, padahal terkadang si anak itu ada dalam satu rumah dengan orang tuanya lhoo.

Nah,inilah contoh sederhana yang ia bicarakan, seharusnya hari ini kita harus keluar dari kemoderenan yang sedang terjadi, karena kenapa, jati diri bangsa yang mempunyai semboyan gotong royong akan terkikis sedikit demi sedikit bahkan akan hilang sama sekali tanpa jejaknya lagi.

Jika suatu bangsa, khususnya Indonesia sudah menghilangkan sendiri jati diri gotong royong tersebut, maka yang tercipta hanya masyarakat tanpa mengenal perbedaan, yang asyik dengan kenyamann individu, dan yang lebih parah jika kita mahasiswa, ada sahabat yang seharian belum makanpun kita tidak mengetahui, kalau sudah begitu repot lho,,.padahal teman kita terkadang tidak ada uang buat membeli makan, dan ia kan perlu bantuan kita sahabat.

Waduh repot juga yaa, saat kita ingin menghilangkan konstruk tersebut, yang ada hanyalah keterbelakangan, karena kita juga mau tidak mau harus mengikuti perkembangan zaman, nanti kalau kita tidak beradaptasi dengan keadaan zaman maka kita dibilang katrok (Ndeso), terus gimana yaa?

Kalau saran saya shii dikit sahabat, memang kita sekarang sedang mengalami masa yang kemajuan teknologinya serba instan dan mudah didapatkan, akan tetapi, jikalau kita pinter dan cerdas untuk memanfaatkan serta berani untuk tidak bergantung dengan kemoderenan, saya rasa kita tidak bakalan kok menghilangkan budaya kita, khusunya budaya unggah-ungguh atau kesopanan tadi, tinggal kita yang melaksanakan saja, kalau memang dinilai penting, yaa dipenuhi saja kebutuhan tersebut, tapi jikalau dianggap kurang penting ya kita tinggalkan, gitu aja kok repot haha. Itu dulu yaaa,makasih atas waktunya, nanti kita sambung lagi yaaa!!!




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Warung Kopi Berbicara Pendidikan Post Moderenisme"

Post a Comment

Terima kasih telah mengunjugi blog saya, silakan tinggalkan komentar.