Menyimpangnya Pendidikan dari Rel Realitas Sosial Masyarakat


Menyimpangnya Pendidikan dari Rel Realitas Sosial Masyarakat

Selamat malam sahabat, semoga tidak pernah jenuh ya, untuk terus membaca artikelku yang mungkin kurang berisi secara nilai, hehe,,kita masih focus dengan ruang lingkup pendidikan yaa.
 Menurutku sahabat, Pendidikan hari ini yang kita harapkan, sebagai bentuk jawaban dari segala gejolak persoalan yang ada di realitas masyarakat sedikit demi sedikit sudah kehilanggan subtansinya secara nilai, kenapa demikian?

Setiap manusia, yang dari tahap dasar ingin mendapatkan pendidikan, mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga tahap mahasiswa selalu berlomba-lomba mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi sebagai bekal dalam menghadapi realitas sosial.

Kita ambil contoh, seorang mahasiswa yang sudah selesai atau lulus dari bangku perkuliahan, akan menggunakan pendidikanya untuk mencari pekerjaan sebagai wadah pemenuhan akan kebutuhan.

Akan tetapi, hari ini kita lihat bersama-sama, realitas pendidikan yang mempunyai tanggung jawab untuk mengetaskan persolan dimasyarakat malah membuat persoalan dimasyarakat itu sendiri.

Kita ambil contoh, seorang pejabat pemerintah, yang jika kita lihat, adalah orang-orang yang mempunyai pendidikan yang tinggi dan juga seseorang yang diberikan tanggung jawab oleh masyarakat sebagai perwakilan untuk mensejahterakan, sudah tidak menghiraukan pendidikannya secara nilai.

Pendidikan yang mereka dapatkan malah dijadikan alat untuk menindas masyarakat itu sendiri, dengan berbagai penomena korupsi, kita sudah bisa menyimpulkan dimana pendidikan dijadikan alat untuk menghisap  antara manusia satu dan manusia yang lainya.

Padahal sahabat, pendidikan yang diharapkan dari awal kan, untuk menjadi alat penjawab persoalan, kalau kita melihat realitas pejabat kita yaa.. bisa dikatakan penyimpangan dari pendidikan yang didapatkan dongg.

Jika kita berbicara sejarah, ketika ada pergolakan mengenai konsep negara Indonesia pada tahun 1945, para pemimpin bangsa kita beradu argument untuk saling berlomba-lomba menata masa depan bangsa agar menjadi kuat serta mandiri. Kita lihat, ada Ir. Sukarno dengan konsep Sosialimenya, ada Karto sewirjo dengan konsep Islamismenya serta banyak lagi yang lainya.

Nah, disana pendidikan benar-benar dijadikan alat untuk menjawab persoalan bangsa agar keluar dari keterpurukan kebodohan, juga sebagi wujud pembentuk jati diri bangsa.

Jikalau pendidikan hari ini, digunakan dengan dasar nilai yang memang subtantif saya kira kita tidak akan mendengar kata lapar, miskin, serta tangis keluarga yang tidak bisa memenuhi kebutuhanya. Karena kenapa, pemerintah kita tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhanya saja, ia juga akan memikirkan nasip masyarakatnya.

Sahabat-sahabat, terkadang kita memang menginginkan sosok orang yang ada dimasa lalu, seperti Ir. Sukarno, Tan Malaka, Hatta, Syahrir, Hasyim As’ari dll, yang memang benar-benar menggunakan pendidikan sebagai jawabat persoalan masyarakat.

Mungkin, memang Tuhan sedang merencanakan hal tersebut sahabat, Ia sedang menyiapkan hal yang terbaik untuk bangsa ini, semoga semua manusia yang ada di Indonesia ini bisa memahami serta sadar betul akan harapan masyarakat yang ada dipundaknya hingga kita tidak lagi mendegar ada keluarga yang menangis tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk hidup keluarganya,,makasihh sampai jumpa lagi yaaa..!!




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Menyimpangnya Pendidikan dari Rel Realitas Sosial Masyarakat"

Post a Comment

Terima kasih telah mengunjugi blog saya, silakan tinggalkan komentar.