Pergeseran Pemahaman Kulia Kerja Nyata Dikalangan Mahasiswa dan Masyarakat
Sebagai
bentuk Pegimplementasian Teori
Pengetahuan yang sudah didapatkan dibangku perkulian, maka mahasiswa
diberikan ruang agar dapat mempraktikkan teori-teori yang sudah didapatkan.
Bentukan
ruang tersebut ialah, dengan membuat Sistem
Pengajaran Kulia Kerja Nyata (KKN) yang biasanya dilaksanakan di masyarakat
desa maupun dilembaga Negeri serta Swasta.
KKN
yang diharapkan dapat memberikan ruang pendidikan praktik pada masyarakat menuntut
mahasiswa memahami betul proses dinamika kehidupan yang sedang terjadi
dimasyarakat.
Akan
tetapi, pada kenyataan sekarang ini, terlihat adanya Ketimpangan Pemahaman atas menjabarkan makna hakikat dari KKN baik
dari kalagan mahasiswa maupun kalangan masyarakat.
Terlihat
jelas, mahasiswa yang sedang melangsungkan kegiatan KKN seolah olah hanya
sekedar pindah kos dengan harapan mendapatkan nilai IP yang tinggi
setelah selesai melaksanakan KKN agar nantinya menyenangkan hati ketika melihat
di lembar Ijazah kelak.
Masyarakatpun
demikian, mereka mulai terkonstruk dengan pemahaman bahwa mahasiswa yang sedang
melangsungkan kegiatan KKN adalah Bak
Dewa yang datang dari langgit yang bebas dimintai segala sesuatu.
Coba
kita lihat, ketika ada dialog antara mahasiswa dan masyarakat ditempat lokasi
KKN yang sedang berlangsung banyaknya permintaan-permintaan yang masih dirasa
hanya sekedar mengacu pada Persoalan
Praktis semata, semisal, pembuatan jalan, wc umum dan lain sebagainya.
Padahal,
jika kita mengaca dari persolan kemasyarakatan sosial maka nampak adaanya problem
yang lebih Urgen semisal, kemiskinan,
pelanggaran HAM, deskriminasi agama, ketimpangan ekonomi serta lingkungan
hidup.
Akan
tetapi, jika kita mencoba mengamini persolan praktis yang terjadi dimasyarakat
tadi, maka kita akan menemukan ketidak adilan, dimana mahasiswa diharapkan
mampu Memuaskan Kepetingan Masyarakat
tersebut. Dengan begitu, tidak jarang, ketika mahasiswa yang sedang
melaksanakan KKN mengeluarkan dana Pribadi untuk memenuhi kepentingan tersebut.
Jika
demikian berlangsungnya, maka mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN saya kira
hanya sebagai Pembantu (BABU) masyarakat, dan ironisnya kebanyakan
mahasiswa menerima akan hal itu.
Jika
kita memahami betul hakikat KKN maka kita akan tahu bahwa proses KKN menggunakan
pola praktik yang bermetode Batton Up bukan top Down. Nah, yang dimaksudkan dengan Motode
Batton Up ini ialah suatu pemahaman pengetahuan yang diambil bersama oleh mahasiswa dan Masyarakat dalam menjawab segala persoalan yang sedang terjadi.
Lebih
jelasnya, metode ini menginginkan suatu kerja sama diantara masyarakat agar
terjadi Timbal Balik Pengetahuan,
tidak hanya salah satu pihak saja yang diuntungkan. Coba kita lihat, ketika
hanya persoalan praktis saja yang dipenui oleh mahasiswa untuk menjawab
persoalan yang sedang terjadi, maka yang kita lihat justru berdampak pada rasa
ketergantungan masyarakat terhadap mahasiswa sehingga keinginan untuk
sejahtera, mandiri tidak dapat dicapai akibat dari pemenuhan kepentingan
sesaat.
Dengan
demikian, harapan penulis, kita sebagai mahasiswa dapat memahami betul apa yang
dinamakan dengan KKN serta memahami proses dialektik pengetahuan didalamnya.
Jika
sudah dipahami betul saya rasa tidak ada lagi konstruk dimasyarakat bahwa
mahasiswa layaknya dewa yang bebas dimintain segala sesuatu yang pasti
dikabulkan. Sekian sekedar curhatan hati, melihat sahabat saya yang sedang
mengikuti proses KKN.
0 Response to "Pergeseran Pemahaman Kulia Kerja Nyata Dikalangan Mahasiswa dan Masyarakat"
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjugi blog saya, silakan tinggalkan komentar.