Sajak Isyarat Hati

Sajak Isyarat Hati
Malam yang legam jikalau hanya dilewatkan bersama guling serta empuknya kasur. Setiap langkah dalam hidup memberikan arti yang penting sebagai pergolakan nyata menghadapi persoalan manusia. Bahkan, ketika semua manusia disibukan oleh tuan yang ada pada dirinya, malam selalu berkata: “Embun esok pagi engan menetes diatap rumah”.

Dunia manusia takkan bisa lepas dari pendidikan yang didapatkan, Tuhanpun memberikan janji pasti bagi mereka yang berpendidikan tinggi: “Tuhan akan mengankat derajat manusia dari pengetahuan yang didapatkannya”.

Hidup sebatang kara, melengser jauh dari kota idaman tempat kelahiran yang selalu mengharap kembali pada posisinya. Pergolakan seorang manusia yang mencoba mengartikan pentinya Pendidikan sebagai pedoman tuk melihat senyumnya tanah kelahiran.

Sering bahkan setiap hari lamunan kembali menghantui jiwa yang merenggek kepangkuan emosi jawaban sepi pertarungan mendapatkan secercik pendidikan.ohh..! bukanya Rosulmu bersabda: ”Tuntutlah Ilmu Walaupun sampai ke Negeri China”.

Terkadang pedoman suci itu terlupakan oleh derasnya ombak yang bergelombang di Ujung Samudra, serta parahnya lagi, gelombang menyapu bersih diri yang haus akan kata bagus dihadapan manusia.

Siang yang penuh pengap, mereka yang berkeringat, seakan muak melihat engkau yang nyaman dalam heningnya malam, ohh..! malam engkau disalahkan oleh akuhnya Individu Manusia.

Buka-lah lebar bola mata yang ada disamping kanan kiri atas hidungmu, buatlah ia leleh dengan pergolakan hidup yang engkau jalani bahkan kalaupun bisa buatlah ia mati dalam rintikan cahaya merah Perangkul Mimpi.

Dan pahamilah, Tuhun bukanya muak akan jiwamu, ia hanya mengajarkan kesetian akan arti Pedoman Laku, bukanya Rosul enggan dekat pada tubuhmu, ia hanya mencoba sabar melayangkan Sabda pada ego nyamanmu.

Bukankan pertiwi mengiakan apa itu Firman maupun Sabda, bukanya pertiwi selalu berusaha membimbing dirimu agar mencapai Ridhonya, ya engkau akan buta jika budak yang ada dijiwamu tak kau usir jauh terbang ke luar angkasa.

Bahkan toh, Hatimupun enggan berbelok dari kenyataan penting pendidikan hidup, dan hatimu selalu jujur walaupun ancaman dicerca bahkan diijak kaki tanpa alas itu.

Dan sekarang, hujanpun mulai menyatu dengan panasnya matahari sebagai bentuk menyakinkan dirimu yang angkuh.

Ingatlah, pendidikanmu bukan pembuat Tuhan, Rosul, Hujan, bahkan Matahari sedih, tapi ia adalah energy yang menghelus suci bagai air mengalir deras dipagi hari.

Jikalau engkau, susah serta sedih mencari jalan tujuan untuk mengakhiri titik fokusmu, maka ingatlah pertiwi akan datang membelai lembut rambutmu hingga engkau tertidur lelep dalam pangkuannya.

Buatlah puisi, serta nada tinggi itu memberikan pesona tentang engkau hai manusia yang menjadi Hamba serta Khalifah tanggung jawab yang diberikan Tuhan. Dan malam ini, lelap itu sudah pergi malu untuk datang kepada jiwa yang berkobar api semangat Revolusi.

(Gendhong Caffe)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sajak Isyarat Hati"

Post a Comment

Terima kasih telah mengunjugi blog saya, silakan tinggalkan komentar.