Puasa Sebagai Pendidikan Menahan Hawa Nafsu bukan Sebagai Penahan Lapar dan Haus Semata
Hayyy…hayyy, masih bersama saya tetap di Bang Arta yaa, sahabat, pagi yang cerah ini kita akan memaknai sedikit hakikat
dari puasa yang sedang dijalankan umat Agama Islam.
Bulan romadhon yang jatuh pada hari kamis tanggal 18
Juni 2015 Tanpa kita sadari, sudah beranjak selama 5 (lima) hari dari
peraduannya, waktu yang singkat jika kita hitung dengan jari. Bulan yang biasa
dianggap sebagai wujud dari penataan diri atau mendaur ulang pola laku akan
kegiatan yang sudah dijalankan selama sebelas bulan terdahulu, dijadikan bulan
yang sangat sakral oleh umat beragama untuk selalu mendekatkan diri pada
Tuhannya.
Bulan Romadhon atau disebut juga Bulan
Puasa, bila kita artikan secara hakikat merupakan bulan yang dikhususkan
oleh Allah SWT sebagai bulan pengampunan, oleh karena kenapa?
Dibulan tersebutlah, semua manusia yang
mempunyai keyakinan beragama Islam selalu mengingat akan kehadiran Allah SWT
dalam setiap langkahnya, berbeda dengan bulan-bulan yang lain, yang mana
manusia terkadang masih lupa akan pengawasan Tuhannya.
Manusia yang sedang menjalankan ritual
berpuasa diwajibkan selalu menahan Hawa Nafsu baik secara rohani serta
secara jasmani.
Secara rohani, manusia dituntut
untuk mengatur emosi agar tidak gampang marah terhadap orang lain, selalu
berzikir mengingat akan keEsahan Allah SWT, serta mengelolah hati agar selalu
berprasangka baik terhadap orang lain maupun Tuhanya.
Bila kita lihat secara jasmani,
maka manusia yang sedang melaksanakan ritual puasa, agar mampu menahan diri untuk
tidak makan dan minum, tidak melakukan hubungan suami istri.
Secara nalar, larangan yang diatur oleh
Allah SWT dari segi jasmani ini, agar manusia merasakan apa yang dirasakan oleh
mereka-mereka yang tidak bisa memenuhi kebutuhanya sehari-hari serta menahan
sahwat bentuk kecintaan terhadap Allah SWT.
Namun demikian, jika kita lihat realitas
hari ini, masih banyak manusia yang melakukan ritual puasa hanya sekedar
menahan diri dari haus dan lapar saja, kita masih sering melihat mereka-mereka
yang mengaku puasa tapi tidak menata hati, masih suka marah, Riba, bahkan
Suudzon terhadap orang lain maupun Tuhannya.
Dengan begitu Sahabat maka, seharusnyalah
kita sebagai umat yang beragama Islam harus mampu menahan diri dari perbuatan yang
tidak melanggar aturan puasa tersebut baik bersifat rohani maupun jasmani,
karena hakikat dari puasa itu sendiri saya kira memang diperuntukan untuk
menahan diri dari hawa nafsu yang bersifat rohani maupun jasmani tersebut.
Harapanya sahabat, dibulan puasa yang sudah
berjalan Selama 5 (lima) hari ini, kita bisa menata diri untuk menjadi hamba
yang lebih baik. Yang nantinya bisa mempermudah jalannya kehidupan yang kekal seperti yang sudah dikatakan oleh Allah
SWT kepada kita semua.
Sekian dulu yaaa,,semoga kita selalu
dibawah lindungaNya serta dipagi yang cerah ini bisa menjadikan kita manusia
yang mampu untuk memaknai bulan puasa sebagaimana hakikatnya.aminnnn.
0 Response to "Puasa Sebagai Pendidikan Menahan Hawa Nafsu bukan Sebagai Penahan Lapar dan Haus Semata"
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjugi blog saya, silakan tinggalkan komentar.