Indonesia dan Tanggung Jawab yang Belum Selesai

Indonesia dan Tanggung Jawab yang Belum Selesai

Sejarah boleh saja di tulis, di bukukan, dan disebar luaskan. Sampai maksud dan tujuan sampai dan di sampaikan. Sehigga sejarah bisa berguna bagi seluruh masyarakat sebagai pedoman hidup untuk menghargai apa yang sudah terjadi. Simpelnya demikian, berkenaan dengan sejarah apa pun bentuk dan kejadiannya.

Tapi saya kemudian bertanya dalam hati, apa yang mendasari sejarah negara ini? Negara kita tercinta nan permai ini. Buku-buku dan penutur sejarah seringkali berucap bahwa negara kita indonesia ini merupakan negara maritim, kaya akan sumberdaya alam, dan cerita-cerita manis lainnya.

Saya rasa, tidak salah bila hal itu acap kali di sodorkan sebagai sesuatu yang luar biasa megahnya. Menjadi sebuah kisah yang membesarkan kepala dihadapan negara lain.

Namun apakah hanya kisah-kisah semacam ini yang bisa dihadiahkan kepada penerus kita di kemudian hari? Apakah hanya kesuperan para pahlawan membebaskan negara ini saat mengusir penjajah? Di lain pihak, saya pun bertanya-tanya, apakah sebatas rempah-rempah yang membuat negara ini menderita puluhan bahkan ratusan tahun? Sampai saat ini belum ada yang dengan lantang menyodorkan bahwa ada hal lain dibalik kehadiran penjajah di negeri ini.

Akan tetapi, saya yakin pasti ada sebagian sejarah yang masih belum terkuak di negara kita ini. Ada bagian-bagian yang harusnya di ketahui publik.

Karena sampai saat ini sejak proklamasi kemerdekaan di cetuskan, rakyat di negera ini masih menderita kemiskinan, kelaparan, gelandangan, dan segudang persoalan sosial lain yang belum selesai (mungkin saja tidak ada niatan untuk di selesaikan).

Dari itu saya beranghapan bahwa Negara tercinta kita indonesia saat ini berada pada pusaran waktu yang rumit, kondisi yang sungguh jauh dari cita-cita kemerdekaan itu sendiri. Konflik agama yang belum ada ujungnya, perampasan lahan dimana-mana dengan sepihak, dan persoalan kecil di tatanan masyarakat menengah kebawah (golongan ekonomi) seolah tak mendapat perhatian.

Lalu bagaimana dengan janji kemerdekaan yang menjamin hak hidup setiap warga negara sejahtera? Apa yang seharusnya dilakukan pemerintah sebagai penerima amanah dari rakyat? Selayaknya orang yang mendapat kepercayaan sebagai pemimpin harusnya bertindak sesuai harapan dan cita-cita bersama. Bukan lantas meniadakan kepentingan umum demi keinginan pribadi.

Model-model pemangku jabatan yang berseloroh tentang kesejahteraan orang banyak, diam-diam menghabiskan kekayaan negara jauh lebih banyak. Hal serupa ini sudah biasa terjadi di negara kita.
Kembali lagi pada soal sebelumnya, berkaitan dengan kesejahteraan publik di negara kita hari ini benar-benar jauh dari realitas.

Harusnya ada langkah aplikatif dan representatif untuk mengentaskan peraoalan-persoalan dari level bawah sampai atas. Dari persoalan kelaparan di tengah lumbung padi, sampai pada tengkulak di pasar bebas jabatan. Kalau hal demikian tidak di lakukan sesegera mungkin, kondisi sosial negara ini akan tetap berada pada posisi kacau tanpa menemukan akhirnya.

Dengan demikian, dimana tugas dan peran pemerintah dalam mengentaskan semua persoalan yang berhubungan dengan kesejahteraan sosial? Seharunya pemerintah mampu meringankan tugas berat yang di bebankan pada tiap individu hingga dengan mudah di selesaikan.

Sebab konektivitas antara pemerintah dan masyarakat harusnya tersambung dengan baik. Bila sebaliknya yang terjadi, alamat negara ini akan terus berada pada kondisi menghawatirkan untuk meraih kemajuan dalam berbagai sektor.

More Post : Harga Cukai Naik, Petani Tercekik, Rakyat Menjerit

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Indonesia dan Tanggung Jawab yang Belum Selesai"

Post a Comment

Terima kasih telah mengunjugi blog saya, silakan tinggalkan komentar.