Warung Kopi dan ke-Istimewa-an Yogyakarta

Warung Kopi dan ke-Istemewa-an Yogyakarta

Tentu tidak hanya di Yogyakarta warung kopi ada, di kota-kota lain banyak berdiri warung-warung kopi yang tidak kalah maraknya. Dari level kaki lima sampai warkop yang bernuansa modern.

Dari kenyataan yang ada ini, mari sedikit bertamasya dengan realitas kehidupan yang ada dan berkembang di warung kopi. Sebuah realitas yang tidak hanya menyuguhkan pengertian apa itu warung kopi, dan mengapa musti ngopi?

Diskripsi sedehananya tentu semua sudah tau bahwa warung kopi adalah tempat dimana transaksi pembelian kopi terjadi. Namun jauh dari itu semua, ada banyak hal yang mungkin bisa di jadikan jembatan untuk belajar. Realitas sosial dan segala pergolakannya pun biasa di pelajari di warung kopi.

Di warung kopi, orang-orang baisa berbicara tentang politik yang semakin pelik, hukum yang seolah kehilangan arah, kehidupan bangsa dan segubrak persoalan kemiskinan, gelandangan dimana-mana, dan masih banyak hal yang bisa ikut hanyut di dalamnya.

Seperti di Yogyakarta misalanya, sudah hampir tak terhitung berapa banyak warung kopi (namun bukan berarti tidak bisa di hitung seluruhnya), yang menyediakan fasilitas per(kopi)an dengan kenyamanan berada di dalamnya. Sebab setiap warung memberikan nuansa yang beragam bagi penikmatnya.

Namun hemat saya, ada sesuatu yang lebih dari sekedar itu semua. Sesuatu yang memungkinkan untuk dibahas lebih jauh berkaitan dengan keberadaan warung kopi di Yogyakarta saat ini dan sebelumnya. Bagaimana pergeseran nilai-nilai warung dari tahun ketahun, pun seperti apakah perananya bagi Yogyakarta itu sendiri?

Warung kopi di Yogya dari tahun sebelumnya ketahun berikutnya selalu mengalami perkembangan. Ada banyak hal yang mendorong semua itu, salah satu yang bisa kita lihat adalah: muatan yang ditawarkan warung kopi dengan hingar-bingarnya itu seringkali bernuasa pengetahuan, informasi, dan lain sebagainya.

Jadi, adanya warung kopi di Yogyakarta ini dimanfaatkan oleh mayoritas pemuda untuk mendiskusikan keilmuan, atau hanya sekedar menghabiskan waktu dengan ngobrol kesana-kemari, dan lain sebagainya. Lain dari pada itu, warung kopi juga seringkali di jadikan lahan untuk meningkatkan kreatifitas non-akademik, baik itu kolektif atau individu.

Dari pergolakan sosial semacam itu, kita bisa sedikit menarik benang merah hubungan erat warkop degan Yogyakarta sebagai basis kota pelajar dan kebudayaan. Dimana disana terjadi interaksi saling dukung tanpa perjanjian berhubungan dengan peningkatan kualitas DI Yogyakarta di hadapan publik.

Maka dari itu, penulis seringkali mendengar teman-teman mengistilahkan warung kopi sebagai “Re-public of coffe”. Sebab mereka beranggapan bahwa warung kopi adalah tempat paling strategis untuk membincangkan apa saja sehubungan dengan masa depan.

Namun satu hal yang perlu dan dirasa wajib kita pahami, hampir semua warung kopi tetap menjual Kopi.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Warung Kopi dan ke-Istimewa-an Yogyakarta"

Post a Comment

Terima kasih telah mengunjugi blog saya, silakan tinggalkan komentar.