Mahasiswa Menggagas Integritas Pendidikan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Mahasiswa
yang di juluki sebagai agen perubahan dalam praktek kehidupan bermasyarakat,
(seharusnya) mampu menganalisis fenomena sosial masyarakat. Berbeda hal nya
dengan mahasiswa era sekarang, mereka tidak peka terhadap gejala sosial yang
ada disekitarnya. Mahasiswa seyogyanya mampu mengimplementasikan konsistensi
dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung nilai-nilai luhur dan
keyakinan dalam mengabdi kepada masyarakat.
Memiliki kemampuan dalam mengaitkan antara kejujuran dan kebenaran dari tindakan yang di lakukan oleh seorang mahasiswa bukan malah sebaliknya mahasiswa bersikap hipocrisy (red: munafik). Seorang mahasiswa dikatakan “mempunyai integritas” apabila tindakannya sesuai dengan nilai, keyakinan dan prinsip yang dipegangnya. Mudahnya, ciri mahasiswa yang berintegritas ditandai oleh satunya kata dan perbuatan bukan mahasiswa yang kata-katanya tidak sejalan dengan apa yang mereka lakukan.
Integritas merupakan salah satu attitude yang harus di kembangkan sejal dini. Adanya keyakinan dan landasan dalam melakukan sesuatu merupakan syarat dari sikap ini. integritas tidak bisa muncul dengan tiba-tiba. Integritas perlu pengalaman dalam menyelesaikan suatu masalah. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat mana orang yang mempunyai integritas dan mana yang hanya omdo (omong doang). Mereka yang mempunyai integritas tidak akan mengobral janji, apabila mereka tidak bisa melakukannya.
Mahasiswa yang mempunyai integritas bukan tipe manusia dengan banyak wajah dan penampilan yang disesuaikan dengan motif dan kepentingan pribadinya. Integritas menjadi karakter kunci bagi seorang pemimpin (mahasiswa), mahasiswa yang mempunyai integritas akan mendapatkan kepercayaan (trust) dari masyarakat sekitar. Mahasiswa yang berintegritas dipercayai karena apa yang menjadi ucapannya juga menjadi tindakannya.
Memiliki kemampuan dalam mengaitkan antara kejujuran dan kebenaran dari tindakan yang di lakukan oleh seorang mahasiswa bukan malah sebaliknya mahasiswa bersikap hipocrisy (red: munafik). Seorang mahasiswa dikatakan “mempunyai integritas” apabila tindakannya sesuai dengan nilai, keyakinan dan prinsip yang dipegangnya. Mudahnya, ciri mahasiswa yang berintegritas ditandai oleh satunya kata dan perbuatan bukan mahasiswa yang kata-katanya tidak sejalan dengan apa yang mereka lakukan.
Integritas merupakan salah satu attitude yang harus di kembangkan sejal dini. Adanya keyakinan dan landasan dalam melakukan sesuatu merupakan syarat dari sikap ini. integritas tidak bisa muncul dengan tiba-tiba. Integritas perlu pengalaman dalam menyelesaikan suatu masalah. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat mana orang yang mempunyai integritas dan mana yang hanya omdo (omong doang). Mereka yang mempunyai integritas tidak akan mengobral janji, apabila mereka tidak bisa melakukannya.
Mahasiswa yang mempunyai integritas bukan tipe manusia dengan banyak wajah dan penampilan yang disesuaikan dengan motif dan kepentingan pribadinya. Integritas menjadi karakter kunci bagi seorang pemimpin (mahasiswa), mahasiswa yang mempunyai integritas akan mendapatkan kepercayaan (trust) dari masyarakat sekitar. Mahasiswa yang berintegritas dipercayai karena apa yang menjadi ucapannya juga menjadi tindakannya.
Ada
sebuah ungkapan yang menurut saya sangat inspirasional : Tanpa integritas, motivasi menjadi berbahaya; tanpa motivasi, kapasitas
menjadi tak berdaya; tanpa kapasitas, pemahaman menjadi terbata; tanpa
pemahaman pengetahuan tidak ada artinya; tanpa pengetahuan, pengalaman menjadi
buta.
Setelah
mengetahui makna dari menjadi mahasiswa yang beintegritas, baru berikutnya
menyusul syarat kapabiliitas intelektual dan manajerial. Semakin banyak tipe
mahasiswa dengan integritas yang tinggi akan menentukan maju mundurnya suatu
lembaga pendidikan (red; kampus) dan lebih luas lagi akan menentukan masa depan
suatu bangsa.
Sungguh celaka kalau ternyata mahasiswa (calon pemimpin) yang berintegrasi itu sulit ditemukan, dan sebaliknya yang banyak justru tipe sebaliknya yakni tipe hipocricy. Jika begitu maka suatu kampus sungguh-sungguh dalam ancaman bahaya. Bahaya yang mengancam ini bukan main-main. Karena mahasiswa (calon pemimpin) yang tidak jujur, lebih mengutamakan kepentingan pribadi, kelompok dan golongan akan cenderung menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Lembaga pendidikan (red; kampus) atau negara yang mengalami krisis integritas akan mengalami kemerosotan akibat proses pembusukan dari dalam unsur-unsur organisasi atau negara itu sendiri.
Sungguh celaka kalau ternyata mahasiswa (calon pemimpin) yang berintegrasi itu sulit ditemukan, dan sebaliknya yang banyak justru tipe sebaliknya yakni tipe hipocricy. Jika begitu maka suatu kampus sungguh-sungguh dalam ancaman bahaya. Bahaya yang mengancam ini bukan main-main. Karena mahasiswa (calon pemimpin) yang tidak jujur, lebih mengutamakan kepentingan pribadi, kelompok dan golongan akan cenderung menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Lembaga pendidikan (red; kampus) atau negara yang mengalami krisis integritas akan mengalami kemerosotan akibat proses pembusukan dari dalam unsur-unsur organisasi atau negara itu sendiri.
Saya
harap agar kampus tercinta ini tidak akan menghadapi ancaman bahaya krisis
integritas. Kalaupun kita tidak dapat berharap banyak pada generasi saat ini,
kita masih bisa meletakkan harapan dan impian kita di pundak generasi
mendatang. Kuncinya ada di Pendidikan. Nilai-nilai apa yang di tanamkan di
benak generasi mendatang dan teladan apa yang di contohkan akan membentuk
karakter mereka.
Bicara integritas, maka nilai kejujuran dan pentingnya meletakkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan menjadi nilai yang utama. Sudahkah nilai-nilai ini kita tanamkan dan kita contohkan pada tunas-tunas bangsa saat ini? Jika belum atau bahkan yang ditanamkan adalah nilai-nilai yang mengunggulkan dan mengutamakan kepentingan diri dan kelompoknya sendiri, dan yang dicontohkan adalah perilaku yang tidak konsisten dengan yang diucapkan dan di koar-koarkan, maka jangan berharap akan banyak lahir mahasiswa-mahasiswa berintegrasi dikampus UIN ini.
Bicara integritas, maka nilai kejujuran dan pentingnya meletakkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan menjadi nilai yang utama. Sudahkah nilai-nilai ini kita tanamkan dan kita contohkan pada tunas-tunas bangsa saat ini? Jika belum atau bahkan yang ditanamkan adalah nilai-nilai yang mengunggulkan dan mengutamakan kepentingan diri dan kelompoknya sendiri, dan yang dicontohkan adalah perilaku yang tidak konsisten dengan yang diucapkan dan di koar-koarkan, maka jangan berharap akan banyak lahir mahasiswa-mahasiswa berintegrasi dikampus UIN ini.
Kesimpulannya,
mahasiswa harus mampu memiliki integritas yang tinggi karena integritas akan
menjadi kompas yang akan mengarahkan perilaku seseorang menuju kepada kebaikan. Akan banyak tantangan dan orang yang tidak suka apabila kita memiliki integritas, tapi itulah hakikanya. pro dan kontra selalu ada, tugas kita adalah mengambil hal-hal yang positif agar kita menjadi manusia yang lebih baik lagi.
0 Response to "Mahasiswa Menggagas Integritas Pendidikan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta"
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjugi blog saya, silakan tinggalkan komentar.